
Spiritualitas
Unsur-unsur spiritualitas Serikat Sabda Allah (SVD) adalah sebagai berikut:
Allah Tritunggal yang Maha Kudus (Konst. 101)
Serikat Sabda Allah disemangati oleh Allah Tritunggal. Sebagaimana gereja universal mengakui bahwa Allah Tritunggal adalah Allah Bapa, Allah Putera, Allah Roh Kudus, ketiganya hidup dalam kesatuan demikian pula Serikat Sabda Allah mengakui pengakuan gereja Universal tersebut. SVD secara khusus menggarisbawahi unsur kesatuan dalam diri ketiga pribadi tersebut. SVD menyakini bahwa kesatuan tidak akan terwujud tanpa dilandasi kasih.
Berdasarkan kasih yang dimiliki Allah Tritunggal terselenggaralah keselamatan di dunia. Tanpa kesatuan itu manusia akan tetap berada dalam status apiru atau orang buangan yang tidak mempunyai penolong.
Serikat Sabda Allah menyakini bahwa kasih harus menjadi bagian dari hidup para anggotanya. Kasih harus dijadikan sebagai pedoman dalam setiap tindak tanduk kehidupannya baik itu sebagai seorang frater, bruder, pastor dan uskup. Kasih harus diperjuangkan. Jika terjadi ketidakadilan dalam suatu masyarakat maka kasih telah dibaikan dalam kehidupan masyarakat tersebut. Dan Serikat Sabda Allah dipanggil untuk mewartakan kasih tersebut kepada seluruh manusia.
Sang Sabda (Konst. 121)
Serikat Sabda Allah belajar dari sang Guru Agung yaitu Yesus Kristus. Yesus Kristus rela menjadi manusia agar manusia memperoleh keselamatan. Yesus menjadi manusia memberi dampak yaitu naiknya harga diri manusia sebagai mahkluk yang perlu mendapat penebusan agar manusia semakin sadar bahwa manusia adalah citra atau gambaran Allah.
Karena Allah sangat mencintai manusia, maka Dia rela mengutus Allah Putera menjadi seorang hamba dan menghampakan diri bahkan taat sampai mati di salib lih. Fil. 2:7-8). Kerelaan yang demikian hanya dapat dilakukan oleh orang yang mempunyai kesungguhan dalam karya pelayanan. Orang yang mementingkan materi tidak akan rela menjadi seorang hamba yang hina. Tetapi manusia menjadi manusia yang memiliki harga diri setelah Kristus rela mengorbankan diriNya bagi manusia.
Roh Kudus (Konst. 122)
Serikat Sabda Allah menyadari bahwa Roh Kudus adalah pribadi yang dijanjikan oleh Allah dan yang selalu menyertai perjalanan hidup manusia. Secara lebih jelas, hal ini tertulis dalam konstitusi Serikat Sabda Allah yang mengatakan bahwa “Roh Kuduslah yang membuat pewartaan kita berhasil maka hendaknya kita bertumpu pada bimbingan dan rahmatnya dan bukan pada usaha dan kesanggupan kita.”
Pengajaran akan kesadaran ini telah kami terima dan alami ketika kami hidup sebagai seorang novis Serikat Sabda Allah sampai masa skolastikat. Di
Satu hal yang ditekankan kepada kami adalah agar kami menyadari bahwa kami ini berasal atau dicipta oleh “Individu yang sangat berkuasa”, maka kami juga harus selalu menyatukan diri baik itu visi dan misi kami dengan Allah Tritunggal secara dengan Allah Roh Kudus, Allah penghibur dan penerang jelan setiap umat manusia.
Bunda Maria (Konst. 123)
Serikat Sabda Allah menyadari bahwa Bunda Maria adalah Bunda yang patut diteladani. Bunda Maria adalah wanita terpilih dan menerima dengan tulus iklas khabar yang disampaikan oleh malaikat Gabriel. Kerelaan ini adalah salah satu keutamaan yang dimiliki oleh Maria. Maria rela menanggung cemoohan manusia karena situasi dia mengandung seorang bayi tanpa seorang ayah.
Tetapi Maria menerima khabar malaikat Gabriel dengan suatu keyakinan yang teguh yaitu bahwa Tuhan yang bertindak dan mempunyai rencana yang indah dalam hidupnya. Dia yakin sesuatu yang tidak mungkin bagi manusia adalah mungkin bagi Allah. Keyakinan ini ada dalam diri Maria karena dia adalah wanita yang berusaha menyelaraskan kehendak Allah dengan pribadinya. Kemampuan yang demikian tidak terbentuk dalam waktu yang singkat tetapi terbentuk melalui suatu proses yang panjang. Dapat dikatakan bahwa kemampuan tersebut terjadi berdasarkan pelatihan yang terjadi secara terus menerus dalam diri Maria.
Serikat Sabda Allah mengajarkan hal yang istimewa kepada kami para anggotanya yaitu kami harus menyerahkan hidup dan pelayanan kami kepada perlindungannya. Karena dia akan menolong kami untuk menjadi abdi-abdi yang setia dan tanpa pamrih, tanpa kenal lelah untuk membaktikan diri kepada dunia ini (Konst.123). Kepercayaan dan keyakinan bapa pendiri (St. Arnoldus Yansen) bahwa Bunda Maria adalah bunda penolong karena bapa pendiri sadar bahwa Maria adalah bunda yang memiliki kuasa ilahi karena Allah Putera sendiri yang telah menjadi manusia ada di dunia berkat rahim dan keuletan Maria dalam mengasuh puteranya.
Sebagaimana seorang anak yang baik tidak pernah mengabaikan permohonan ibunya demikian pula kami yakin bahwa doa-doa dan penyerahan hidup kami akan mendapat berkat dari Allah yang kami sampaikan kepada Bunda Maria. Selain itu kami patut meneladani Maria karena dia adalah bunda yang setia pada panggilannya seperti yang telah kami jelaskan dalam paragraph satu dan dua tentang Bunda Maria.
Aplikasi unsur-unsur tersebut dalam praktek cinta kasih pastoral di lapangan secara konkrit.
Allah Tritunggal Maha Kudus
Kasih adalah bagian dari kemampuan diri yang harus diwujudnyatakan. Ternyata pernyataan itu tidak hanya dimiliki oleh Serikat Sabda Allah. Umat paroki Rekas juga menyadari hal itu. Mereka sadar bahwa kasih adalah suatu energi yang bersifat membangun, serta mampu merobohkan kecongkakan hati dan keputusasaan.
Umat paroki Rekas berusaha mewujudkan kasih itu. Tetapi sifat kasih itu masih bersifat kekeluargaan. Artinya kasih itu mengalir atas dasar petimbangan adanya keterjalinan hubungan darah. Dan menurut saya kasih yang demikian masih bersifat dangkal dan belum meluas.
Umat paroki Rekas mempraktekkan kasih dan kesatuan dalam tata interaksi mereka sebagaian besar bukan karena mereka diinspirasikan oleh kata “Allah Tritunggal Maha Kudus.” Tetapi kasih yang mereka alirkan dan bagikan kepada sesamanya bersifat alami. Tanpa dijelaskan bahwa mereka harus mempraktekkan kasih mereka telah menjadikan kasih sebagai pedoman hidup mereka.
Cita-cita ideal umat Paroki Rekas adalah terwujudnya kasih dalam kehidupan mereka. Tetapi cita-cita ideal tersebut sering sulit diraih oleh karena beberapa atau sebahagian umat paroki Rekas kerap mementingkan ego atau kepentingan mereka.
Usaha untuk naik jabatan atau mendapat posisi yang terbaik kerap mengabaikan unsur kekeluargaan atau kasih yang telah menjadi budaya hidup mereka. Demi kepentingan pribadi kasih disingkirkan atau diletakkan di peri-peri atau bagian terpinggir dari kehidupan mereka. Meskipun demikian, kasih tetap diusahakan agar menjadi sumber energi yang dapat dibagikan yang pada akhirnya membangun dan mempersatukan seluruh warga da numatnya.
Sang Sabda
Paroki Rekas adalah paroki tertua di daerah Manggarai berdiri tahun 1920. Adanya paroki-paroki lain di Manggarai adalah berkat kehadiran Paroki Rekas. Jika dilihat dari usia paroki Rekas , kita dapat mengatakan bahwa umat di wilayah paroki rekas adalah umat yang telah mengenal Kristus Yesus lebih awal dari paroki-paroki lain. Mengenal artinya mengimani atau menjadikan Yesus Kristus sebagai pedoman hidup mereka. Sungguhkah demikian?
Kenyataan membuktikan bahwa usia tua tidak menjadi patokan bagi seseorang maupun bagi siapa saja untuk menunjukkan kedewasaan imannya. Memang, umat paroki Rekas telah mendapat pewartaan iman lebih dahulu. Tetapi iman mereka akan Yesus Kristus masih perlu dipupuk atau dibenahi lagi.
Hal yang masih terjadi sampai pada saat ini adalah bahwa umat paroki Rekas masih memiliki dualisme kepercayaan. Di satu pihak mereka mengakui adanya Tuhan Yesus Kristus tetapi di pihak lain mereka mengakui adanya allah-allah lain. Mereka menyakini bahwa Yesus Kristus adalah Allah yang telah menjadi manusia dan penyelamat manusia. Tetapi ketika mereka menghadapai kesulitan mereka kerap mengabaikan ajaran iman Gereja, dan mencari solusinya kepada dukun-dukun (manggarai: mbeko).
Sang Sabda adalah penyelamat dan Allah dari segala allah, tetapi praksis di lapangan keyakinan dan usaha untuk mengimani Sang Sabda (Yesus Krsitus) secara benar-benar masih jauh dari harapan. Ketika umat paroki Rekas mengalami masalah hidupnya kesadaran untuk melibatkan Tuhan dalam segala perkara hidupnya masih belum terwujud. Di satu sisi mereka percaya pada Yesus Kristus tetapi di sisi lain mereka tida sabar menunggu berkat dari kepercayaan tersebut, sehingga mereka mengalihkan diri mereka kepada hal-hal yang bersifat magis atau mengabaikan kedua-duanya baik magis maupun Yesus Kristus.
Roh Kudus
Umat paroki rekas mulai menyadari peranan dan fungsi kehadiran Roh Kudus dalam hidup mereka. Hal ini terlihat dari usaha dan semangat sebagian umat untuk mengadakan doa karismatik setiap malam minggu. Mereka menyadari bahwa hidup mereka harus diterangi oleh Roh Kudus agar mereka tidak salah jalan atau arah. Dan mereka sangat mengharapkan kehadiran Roh Kudus dalam kehidupan keluarga mereka.
Kesadaran akan kurnia Roh Kudus masih perlu digalakkan dalam kehidupan mereka (umat paroki Rekas). Bahkan para pengikut karismatik masih perlu disadarkan dan diberi pencerahan mengenai hakikat Roh Kudus. Karena mereka sendiri cenderung mengindetikkan bahasa Roh Kudus sebagai bahasa keutamaan mereka. Dan orang-orang yang mendapat bahasa tersebut adalah orang yang mempunyai nilai lebih daripada orang yang tidak mengikuti doa-doa karismatik.
Selain itu bagi umat yang tidak mengikuti doa-doa karismatik, perlu dipromsikan peranan dan fungsi Roh Kudus dalam kehidupan mereka. Hal ini perlu karena sejauh pengamatan saya, Allah sebagai sumber hidup kerap dilupakan atau tidak diikutsertakan dalam perkara hidup mereka. Judi, mabuk, perdukunan (manggarai: mbeko) masih melekat dalam diri sebagian umat paroki Rekas. Tindak-tanduk (judi, mabuk, perdukunan) sebagai bentuk ketidaksadaran atau ketidakpahaman mereka akan makna dan peranan Roh Kudus.
Bunda Maria
Bunda Maria cukup “digemari” oleh umat paroki Rekas. Kata digemari yang saya maksud adalah bahwa semangat umat paroki Rekas cukup besar untuk berdoa kepada Bunda Maria. Mereka yakin bahwa Maria adalah Bunda Yesus Kristus atau bunda penyelamat dunia. Bunda Maria telah mendapat tempat yang khusus melebihi perempuan-perempuan lainnya. Sehingga dia layak diagungkan melebihi perempuan lainnya.
Salah satu bentuk konkrit umat Paroki Rekas menempatkan bunda maria secara khusus dalam hati mereka adalah novena kepada Bunda Maria. Sebagian besar umat paroki Rekas, jika mereka mengalami kesulitan atau tangtangan maka mereka biasanya mengadukan semuanya kepada Tuhan melalui perantaraan Bunda Maria. Mereka yakin bahwa kesulitan mereka akan dapat teratasi. Selain itu kalung
Pengalaman-pengalaman di lapangan yang menyadarkan dan memperdalam keberakaran saya pada spiritualitas Serikat Sabda Allah
Kecintaan pada Sang Sabda
Sebahagian umat paroki Rekas telah menyadari bahwa Sabda Allah adalah kekuatan karena memberi petunjuk dalam kehidupan mereka. Tetapi sebahagian pula masih belum menyadari bahwa Sabda Allah yang terdapat dalam kitab suci memiliki kekuatan dan pedoman kehidupan umat kristiani. Mereka sendiri merasa tidak berguna bila mereka membaca kitab suci yang berisi tentang Sang Sabda.
Pertanyaan muncul dalam diri saya, bagaimana mereka dapat mengenal Yesus sang juruselamat bila mereka sendiri tidak mau atau enggan untuk membaca kitab suci? Bukankah kita harus membaca kitab suci dan mendengarkan pengajran para hirarki Gereja untuk mendapatkan pengenalan akan Yesus kristus secara benar dan tepat?
Saya sudah mulai mengadakan katekese dan lectio divina di beberapa kelompok/lingkungan, dalam kegiatan tersebut saya berusaha mengajak mereka untuk mencintai kitab suci. Ternyata jika kitab suci diterangkan dengan
Saya sendiri menyadari bahwa umat menyadari kitab suci adalah emas karena saya dapat menjelaskannya dengan bahasa sederhana dan persiapan yang cukup lama. Adapun persiapan yang saya lakukan adalah meliputi: membaca kitab suci seminggu sebelum kegiatan, dalam perjalan membaca saya memeditasikan perikop injil yang akan saya sampaikan, dan berusaha mengambil contoh-contoh konkrit dalam kehidupan mereka sehari-hari. Jika saya tidak mempunyai melakukan perisiapan dan penguasaan bahan maka katekse dan lectio divina yang saya lakukan akan tidak memberi banyak kegunanaan bagi banyak orang.
Dari pengalaman katekese dan lectio divina tersebut, saya mulai disadarkan bahwa Yesus sebagai sang sabda harus saya cintai hari demi hari agar saya dapat mewartakan dengan pewartaan yang berbobot dan menggugah hati para pendengar, karena saya sadari bahwa iman didapatkan juga dari pendengaran dan yang memperdengarkan sabda Allah itu kepada umat salah satunya adalah saya sendiri. Sehingga hari-demi hari saya selalu merefleksikan isi kitab suci bacaan harian, agar saya sendiri semakin mendapat pengenalan yang baik terhadap Yesus Kristus.
Serikat Sabda Allah selalu menganjurkan agar kami para anggotanya selalu memberikan waktu dan kesempatan untuk membaca kitab suci agar pengenalan kami terhadap Yesus Kristus semakin dalam. Kami harus menjadikan Yesus Kristus/Sang Sabda sebagai pengarah dan penuntun segala perjalanan hidup kami.
Belajar dari Maria sebagai Bunda Allah
Satu hal yang menggembirakan sekaligus memotifasi hidup panggilan saya adalah penghormatan umat paroki Rekas terhadap kehidupan membiara. Mereka memandang kehidupan membiara sebagai kehidupan suci dan unik dan tidak setiap orang berhak dan dapat mengikutinya. Mereka yang dapat mengikutinya adalah orang-orang yang mempunyai keutamaan-keutamaan salah satunya adalah kemampuan untuk menyangkal diri dan memberikan diri seutuhnya kepada bimbingan Tuhan. Penghormatan itu terlihat dari usaha mereka menyambut kehadiran saya dengan hangat dan ramah. Dan mereka berusaha menjaga tata krama yang baik serta memberi jamuan yang terbaik pula.
Dari pengalaman tersebut saya merefleksikan bahwa saya juga harus menghargai panggilan yang saya miliki. Sebagaimana orang lain menghormati panggilan hidup saya maka saya harus lebih menghargai dan berjuang untuk mempertahankan hidup panggilan saya karena hidup panggilan saya sangat berarti bagi banyak orang.
Dari pengalaman itu saya semakin berguru kepada Bunda Maria. Saya selalu merefleksikan bahwa kenapa Bunda Maria dapat setia pada panggilan hidupnya. Kenapa bunda Maria tidak menolak keinginan Tuhan untuk menjadikan dia menjadi ibu sang juruselamat. Ternyata Maria menerima dirinya sebagai Juruselamat karena dia menyadari bahwa Tuhan mempunyai rencana indah dan baik untuk menyelamatakan umat manusia. Maria menyadari bahwa melalui dirinyalah Allah akan menyadarkan manusia akan kedosaannya. Oleh sebab itu Maria menerima dan mengamini khabar malaikat Gabriel.
Saya sendiri akan berusaha menjadi seperti Bunda Maria, saya harus menyadari bahwa panggilan hidup saya sangat berguna bagi orang lain. saya adaalh orang yang mempunyai keterbatasan dan kelemahan tetapi kalau saya memilik usaha/kerja keras dan melibatkan Tuhan dalam setiap perkara hidup saya maka saya akan dapat mewujudkan panggilan hidup saya sebagai biarawan dan calon imam Serikat Sabda Allah.
Serikat Sabda Allah selalu menyadarkan kami bahwa kami harus seperti Maria yang mempunyai kerelaan hati dan kesetiaan untuk mendengarkan panggilan Tuhan. Orang yang mau mendengarkan Tuhan adalah orang rendah hati dan orang yang melibatkan Tuhan dalam setiap perkara hidupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar